Hai semua, dah beberapa hari ga nulis ni ^^
Hari ini gw lagi berasa kebanyakan mikir, jadi mungkin sebagian gw tuang di sini. Tema blog kali ini adalah : (lagi-lagi) pemerintah Indonesia. Gw tadi sedang maen “role playing game” di console bernama otak Ritchie. Game ini berjudul Kebijakan Pemerintah, di mana gw memposisikan gw sebagai pemerintah, dan seorang insignificant other sebagai gw.
Tokoh utama dalam permainan itu adalah pemerintah berinisial JK (dimainkan oleh gw). JK ini mempunyai seorang asisten berinisial SBY, yang menjadi teman perjalanannya yang pendiam, padahal menurut cerita, SBY mrupakan atasan JK. Ceritanya, gw sedang mencari cara yang ampuh untuk membasmi pornografi di suatu negara (kita sebut saja negara I). “I wanna play it dumb”, gw pikir.
Jadi yang gw lakukan adalah mengambil keputusan dan kebijakan yang irasional dan gw tau banyak mengundang baik protes maupun kontroversi dari berbagai pihak, seperti memblokir akses internet ke situs2 porno. Asumsikan gw bukan orang yang mengerti tentang teknologi internet. Dengan begitu, gw akan terlihat bodoh, dan orang2 pintar dan sok pintar akan segera membuat blog atau apapun yang secara blak2an menyatakan apa kekurangan dari keputusan dan kebijakan gw. Dan mengenai masalah itu, gw akan meng-employ beberapa intel yang akan melacak keberadaan blog2 dan artikel tersebut.
Tak lama kemudian gw akan menerima hasil tulisan dari berbagai orang yang mengeluhkan, mendukung, mengkritik, dan meralat keputusan gw tersebut. Dengan banyak membaca tulisan2 dan aspirasi rakyat, gw jadi tau dan paling tidak kenal secara sepintas teknologi sekarang, seperti teknologi file sharing yang ditulis oleh seorang insignificant person dari generasi muda. Selain itu, gw jadi “sadar” akan kesalahan gw, merevisi keputusan dan kebijakan gw, meminta maaf yang sebesar2nya, dan mengatasi masalah berdasarkan keluhan dan aspirasi rakyat gw, bersama2 dengan intel2 dan tenaga kerja yang bermutu dan jujur. Gw mengerti apa yang harus gw lakukan.
Dengan begitu gw harap gw akan memenangkan permainan ini. Gw berharap untuk menghapuskan pornografi dari negara I. Tapi ternyata perjalanan menuju negara yang benar2 bersih bukanlah perjalanan yang mulus. Gw dihadang oleh rintangan yang tak sedikit. Apalagi setelah mengetahui fakta bahwa di negara I, mayoritas dari rakyatnya menentang kebijakan gw. Mereka masih ketagihan dengan pornografi dan belum bisa lepas. Ingin rasanya gw membasmi mereka semua yang nongkrong di warnet2 sambil buka situs bokep, membasmi mereka semua bersama segala nafsunya dengan ledakan granat nanas, berondongan AK47, rentetan dual baller milik Hitman, tembakan di masing2 kepala menggunakan Sniper Rifle Mosin Nagant, ataupun dengan cara konvensional : pake bambu runcing. Sayangnya, gw sejenis dengan mereka, jadi agak tak tega.
Ga cuma itu, ternyata setelah rintangan yang selanjutnya akan gw sebut rintangan alay tadi masih ada rintangan yang cukup berat, yaitu bahwa ternyata teman2 gw (dan kadang2 gw, kalo lagi butuh) masih suka korupsi apapun yang bisa dikorupsi. Rintangan alay saja sudah merupakan beban bagi gw, apalagi gw juga harus membasmi seorang boss terakhir yang berbadan satu, berkepala tiga, dan berwujud mengerikan. Kepala yang tengah bernama Korupsi, yang kiri bernama Kolusi, dan yang kanan bernama Nepotisme.
Game ini merupakan game yang unik, karena di akhir game, bukan pemeran utama yang menang, tapi musuh utamanya. Di bagian ending, tampak seorang insignificant person berdiri di dekat situ, tak tersentuh oleh monster berkepala tiga tersebut, geleng2 kepala sambil tersenyum misterius ke arah JK yang jatuh ke dalam jurang kegagalan.
Bingung karena ceritanya menggantung? Tenang saja, dilihat dari keadaannya sekarang, tampaknya game ini akan berlanjut dan berganti karakter utamanya seiring waktu, dibuat sekuelnya, mungkin jadi Kebijakan Pemerintah II, Kebijakan Pemerintah III, sampai makhluk three-in-one tersebut mati dan kalah. Tapi yang memproduksi game ini terlalu takut untuk memikirkan kelanjutan game ini, ia takut game ini menjadi terlalu panjang dan tak ada habisnya. Takut jadi seperti Tersanjung.
Yang gw lakukan adalah mematikan console imajiner bernama otak Ritchie dan segera kembali ke dunia nyata.
Seorang insignificant person terbangun dari imajinasi liarnya. Blog inipun segera berganti sudut pandang (dari sudut pandang tokoh game aneh itu menjadi sudut pandang seorang penulis blog yang agak skeptis dan tak kenal takut). Lalu gw berpikir. Apakah orang Indonesia bisa sepintar itu dalam menyusun strategi? Ah, gw rasa nggak. Semua murni keputusan yang memang terlihat bodoh.
Huah cukup untuk hari ini~ gw sudah menuangkan sebagian pikiran gw kemarin siang. Sisanya… Yaa nanti kalo sempet gw tulis blog lagi. Yang pasti buat sekarang gw udah cape ngetik. Hehe ^^
Jaa, minna-san~!
Recent Comments